Ambon : Meskipun tidak mengalami hambatan dalam penyelenggaraan Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN), namun pihak SMA Negeri 4 Ambon tetap menyatakan kelegaannya.
Pasalnya, USBN ini selain diikuti keseluruhan 331 siswa, namun juga tenaga pengawas, seperti yang direncanakan pihak sekolah sebelumnya.
Hal ini dibenarkan Kepala SMAN 4 Ambon, Dra. Ny. H. Haurissa-L,M.Pd, saat berhasil dikonfirmasi Porostimur.com, di Ambon, Senin (26/3).
Menurutnya, selain tenaga pengawas merupakan tenaga guru di sekolahnya juga, namu ada pengecualian yakni guru-guru yang mempunyai mata pelajaran ujian tidak diperkenankan untuk mengawas ujian.
Untuk persiapan ujian nasional sendiri, akunya, pihaknya mengkaji soal-soal ujian tahun lalu dan menganalisa lagi hasil ujian per mata pelajaran.
Begitupun dengan proses pembelajaran, jelasnya, berjalan dengan lancar sesuai dengan kurikulum yang disiapkan.
Dimana, pemantapan ujian juga telah dilakukan selang 3 bulan terakhir, dengan dana pemantapan ujian dimaksud bersumber dari Dana Bantuan Operasional Sekolah Nasional (BOSNas).
Dijelaskannya, selain pemantapan selang 3 bulan, masih ada try out 1 dan 2 yang masih harus dilakoni para siswa.
Hasil try out 1 sendiri, akunya, memang belum mencapai target memuaskan, sedangkan untuk try out 2 hasilnya cukup memuaskan.
”Kami juga melakukan lagi ujian lagi kepada para siswa yang belum memuaskan agar mereka dapat memahami dan mendapat peningkatan perubahan. Try Out yang kami lakukan memang menggunakan komputer tapi tidak bersifat online melainkan offline,” ujarnya.
Tidak dipungkirinya, pihaknya masih mengalami kendala penyelenggaraan UNBK karena masih kekurangan 61 unit komputer.
”Fasilitas komputer pada SMA Negeri 4 Ambon masih kurang, sekolah sendiri hanya memiliki 50 unit komputer. Karena jumlah siswa sangat banyak, sekolah harus membagi siswa dalam 3 shift, dan dibagi dalam 3 ruangan. Ruangan pertama berjumlah 110 siswa, ruangan kedua berjumlah 110 siswa, dan ruangan ketiga berjumlah 111 siswa. Sekolah juga masih kurang fasilitas komputer sebanyak 61 unit komputer, syarat untuk mengikuti UNBK masih tidak sesuai dengan harapan sekolah sendiri,” jelasnya.
Salah satu solusi yakni berupa bantuan pinjaman unit komputer dari sekolah-sekolah yang bertetangga, seperti SMK maupun SMA lainnya.
Dimana, pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, harus bertindak menjadi mediator dalam proses pinjam pakai komputer untuk penyelenggaraan UNBK di sekolah yang mengalami kekurangan unti komputer.
”Dengan demikian semua sistim tersebut telah kami lakukan, dan sekolah sudah siap dengan SMK Negeri 3 Ambon dan SMK Negeri 6 Ambon untuk membantu sekolah kami dalam mengikuti UNBK nanti.
Semoga pemerintah dan komite sekolah dapat memperhatikan hal ini agar ada tambahan komputer untuk persiapan UNBK ditahun depan nanti. Karena untuk mengikuti UNBK masih banyak persiapan yang harus dilakukan dan sekolah juga harus menambah 4 server dan 1 server cadangan dan juga 3 ruangan untuk UNBK tahun depan nanti,” harapannya. (Febby Sahupala)